Masalah Air Secara Umum

2 mar

Dari manapun asalnya, baik dari sumber air kota, air hasil pengeboran, sungai, maupun lautan, semua sumber air memiliki kandungan terlarut seperti mineral garam, kontaminan mikrobiologis, dan juga berbagai material lainnya. Jumlah kandungan yang terlarut inilah yang menentukan analasisi akhir dari air apakah akan sesuai untuk kebutuhan konsumsi tertentu atau tidak.

 

Dalam rangka menghasilkan air berkualitas untuk kebutuhan rumah tangga dan industri, berbagai kandungan terlarut yang melebihi batas minimal harus segera diidentifikasi. Peralatan pengolahan air tidak boleh dipasang tanpa adanya analisis air.

 

Pada bagian ini, kita akan membahas tentang berbagai masalah air secara umum, bagaimana mengidentifikasi masalah tersebut, bagaimana dampak yang dihasilkan pada air minum dan air proses, dan juga cara paling efektif untuk mengatasinya.


BAKTERI DAN VIRUS

Tubuh manusia mengandung bakteri coliform dan E.coli dalam jumlah tertentu. Dalam jumlah dan konsentrasi yang normal, bakteri-bakteri tersebut tidak akan membahayakan.

 

Kebanyakan bakteri E.coli tidak berbahaya. Hanya beberapa jenis yang dapat menyebabkan diare, keram, mual-mual, sakit kepala, dan tanda lainnya. Kehadiran bakteri E.coli dan fecal coliform pada sampel air minum dapat mengindikasikan adanya kontaminasi kotoran hewan atau manusia.

 

Terdapat begitu banyak metode untuk menghilangkan berbagai bakteri tersebut secara efektif, dari Chlorinasi, Ozonisasi, Osmosis terbalik, penyucian ultraviolet, dan berbagai jenis filterisasi.


FLOURIDE

Flouride yang terkandung di dalam air bisa membahayakan manusia dan hewan, tergantung pada seberapa besar jumlah konsentrasinya. Jika kandungan flouride dalam air sangat berlebihan, hal ini dapat menyebabkan kondisi “endemic dental fluorosis” selama periode pembentukan gigi. Kondisi ini membuat adanya warna coklat gelap pada gigi. Sebaliknya, jumlah konsentrasi yang rendah fluoride (seperti yang ditemukan pada kebanyakan pasta gigi) justru membantu perlindungan gigi dari kerusakan.


Cara paling efektif untuk menghilangkan fluoride adalah dengan menggunakan Reverse osmosis.

 

BESI DAN MANGAN

Besi adalah masalah yang biasanya berkaitan erat dengan air yang berasal dari sumur bor. Besi dapat ditemukan dalam dua bentuk. Air yang mengandung Besi “Ferrous” biasanya terlihat bening saat keluar dari tanah, namun kemudian akan keruh atau memerah saat terkena udara, dan mengubah besi menjadi bentuk “Ferric”. Jejak dari besi “ferric” dapat dilihat melalui noda merah yang ditemui pada bak, bak mandi, toilet, dan noda cucian.


Mangan biasanya ditemukan pada air yang mengandung besi. Meskipun konsentrasi dari mangaan sangat kecil, namun kandungan ini mampu menyebabkan munculnya noda hitam atau cokelat.


Filter khusus penghilang besi dapat dipakai untuk menghilangkan besi dan mangan dari air.


NITRAT

Pada kebanyakan sumber air, kehadiran nitrat dalam jumlah yang besar adalah hasil dari polusi dari benda organik. Biasanya, nitrat dalam jumlah besar ditemukan hanya dari sumber air bor. Sebagai contoh adalah pada sumber air bor yang jaraknya terlalu dekat dengan septictank.


Jika jumlah konsentrasi nitrat melebihi 10 ppm pada air minum, maka hal ini dapat menyebabkan cyanosis (blue baby). Cyanosis dapat menyebabkan keracunan pada darah, menurunkan kemampuannya untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh dengan efektif.


Kita dapat menghilangkan Nitrat dengan efektif menggunakan Sistem reverse osmosis yang biasanya dikombinasikan dengan Water softener.

 

PH

Skala pH dipakai untuk menunjukkan kadar keasaman atau alkalinitas dari air. Range skala pH berada sekitar 0 hingga 14. pH senilai 7.0 dianggap netral dan mengindikasikan keseimbangan antara keasaman dan alkalinitas.  Nilai dibawah 7.0 menandakan peningkatan kekuatan asam, dan sebaliknya, nilai di atas 7.0 menandakan naiknya kekuatan alkalinitas.


Air dengan nilai pH di bawah 8.0 cenderung menyebabkan besi atau tembaga terlarut dari sistem pipa dan pada akhirnya menyebabkan masalah warna. Warna hijau atau biru akan terlihat jika pipa memakai bahan tembaga, dan merah atau coklat akan terlihat jika pipa biasanya terbuat dari besi. Semakin rendah nilai pH, semakin besar kemungkinan air semakin korosif.


Jika air mengalami kelebihan keasaman, kita dapat menetralkannya dengan menambah jumlah mineral. Sistem penyaringan CWC dapat diisi dengan media penetral, yang lambat laun larut saat air melewati bed media, menambahkan sejumlah kecil kekerasan pada air. Adanya kekerasan air tambahan berarti kita membutuhkan water softener.


pH range ideal biasanya berkisar antara 6.5 – 8.5

 

SODIUM

Sodium dapat ditemukan pada hampir seluruh sumber air. jika kandungan konsentrasi sodium masih dalam taraf rendah, maka tidak akan ada pengaruh bagi air dalam hal rasa dan kualitas pada air minum, namun, jika kandungan konsentrasinya berlebihan, air akan menjadi korosif, dan rasanya pun menjadi tidak enak. Biasanya, rasa air minum akan terasa saat sodium mencapai taraf 500 ppm.


Sodium dapat dihilangkan dengan menggunakan proses Reverse Osmosis. Proses Deionisasi, dan Distillation.

 

SULFAT

Jika kandungan sulfat terlalu tinggi, maka air minum akan terasa seperti obat atau logam, dan akan menjadi pencahar. Menghilangkan kandungan sulfat dapat dilakukan dengan proses Reverse Osmosis. Proses Deionisasi, dan Distillation.

 

RASA DAN BAU

Rasa dan bau sering dianggap sebagai masalah yang sama, terkecuali bagi rasa yang disebabkan oleh garam mineral. Sebagai contoh, air dengan kandungan chloride yang tinggi akan memiliki rasa yang asin namun tidak berbau. Sumber air yang terawat dengan baik dapat biasanya tidak akan memiliki rasa atau bau.

Terdapat begitu banyak rasa dan bau yang bisa saja muncul dari sumber air anda. Biasanya, bau dan rasa ini disebabkan oleh kandungan chlorine yang berlebihan, namun juga bisa berupa bau apek dan berjamur, atau bau minyak, gas, dan telur busuk. Untuk tiap rasa dan bau yang berbeda-beda ini kita harus mengaplikasikan penanganan yang berbeda-beda.


Bau dan rasa apek, berjamur, dan chlorine dapat ditangani dengan menggunakan filter karbon aktif. Bau telur busuk berasal dari kandungan hidrogen sulfida di dalam air, dan dapat dihilangkan dengan cara oksidasi atau ozonisasi.

 

PADATAN TERLARUT TOTAL

Padatan terlarut total atau disebut sebagai total dissolved solids (TDS) adalah gabungan dari berbagai kandungan mineral yang larut ke dalam sumber air. Dari berbagai macam kandungan, TDS biasanya terdiri dari kalsium, magnesium, dan sodium.


Kandungan TDS yang tinggi dapat membuat berbagai macam masalah, dari rasa yang asin atau payau. Untuk menurunkan kandungan ini kita dapat memakai water softeren atau peralatan pemroses air lainnya.

Untuk keperluan air rumah tangga dan kebanyakan bidang industri, level TDS maksimum yang direkomendasikan adalah 500 ppm. Reverse Osmosis adalah prealatan yang paling banyak dipakai untuk menghilangkan masalah TDS ini

 

KEKERASAN TOTAL

Kekerasan yang berlebihan adalah masalah utama dari air dan dapat ditemui di berbagai macam sumber air.  Air yang keras memang dapat dipakai untuk kebutuhan rumah tangga, namun, jenis air ini tidak akan dapat dipakai untuk kebutuhan industri meningat dapat menimbulkan dampak sebagai berikut.

  • Penggunaan yang berlebihan daari detergen dan bahan kimia pembersih lainnya.
  • Terbentuknya kerak pada element pemanas dan pada pemanasan industrial dan sistem pendinginan.
  • Mengurangi masa kerja sistem pemanas
  • Biaya listrik yang mahal
  • Adanya deposit berwarna putih pada gelas, kapal, dan permukaan halus lainnya yang kontak langsung dengan air.

Begitu banyak sistem untuk menghilangkan kerak, air keras dapat ditangani dengan menggunakan ion exchange water softener. Water softener menggunakan sebuah proses pengubah ion untuk menghilangkan mayoritas ion kalsium dan magnesium dari sumber air. Selama proses penggantian, ion kalsium dan magnesium digantikan dengan ion sodium yang membentuk sodium choludia atau solusi air (air garam) yang dibuat dari tanki air garam pada sistem.

Untuk kebutuhan rumah tangga, level kekerasan air yang direkomendasikan berkisar antara 120-200 ppm. Sementara itu, untuk kebutuhan industri, kekerasan tidak boleh melebihi 50 ppm